Hujan, ruangan kaca, dan kesepian.



di luar hujan...
hujan membawaku melamun ke dalam rimba tempat kau selalu bersyukur..tempat di mana kau bilang bahwa rimba untukmu adalah tempat untuk mengejar hidup.. apakah hujan juga di sana? aku hanya bisa menerka-nerka di balik jendela kaca yang ada, sambil menikmati tetesan hujan yang begitu merayu untuk diperhatikan.

kita jauh, berada di jarak yang tak mungkin untuk aku pendekkan, juga berada di zona waktu yang tak mungkin aku satukan. aku hanya bisa mengintipmu di balik majunya teknologi, di tengah-tengah maraknya media-media pengumbar privasi. kau kusapa sebagai pagiku, sebab aku melihatmu pertama kali saat pagi menyapaku.. sejak saat itu aku tau jika pagi itu ternyata indah..

kau memperkenalkan padaku akan mentari yang terbit begitu indah di tengah rimbunnya pohon tempatmu berdiri, kau bercerita padaku tentang indahnya menatap senja keemasan di bawah ranting-ranting pohon yang menyambut bagai tangan-tangan malaikat mengambang di udara. Dan tak lupa kau curhat tentang malammu yang selalu indah ditemani bintang-bintang dan suara penghuni-penghuni malam yang tak lagi membuat malam sunyi. Kau begitu hebat karena kau bisa memiliki malam, kau bisa berkompromi dengannya..

selalu kau cumbui malam mu dengan sebatang rokok dan segelas kopi yang akan membuatmu bertahan sampai kau bisa menyambut pagi.. kau hebat! penganut poligami yang jago! setelah semalaman kau bersama malam, kau juga tak pernah lupa untuk menjenguk pagimu, kau tak pernah lupa memujinya juga.. kau sungguh adil..sedang aku,, aku tak lagi bisa berbuat adil.. sebab aku sungguh telah memihak pada pagi sekarang..

Aku terpenjara dalam sepinya ruang kaca saat aku coba untuk bercerita tentang mu.. sepi ditinggal setiap orang yang sibuk mengejar hidupnya dan sedih ditinggal orang yang tengah sibuk beramal. dan aku, seharian akan terus menatap layar ini, yang mutlak akan menambah tingkat minus mataku..
Di ruang kaca ini aku bisa melihat berbagai aktivitas orang di sekelilingku, tapi hampir seragam semuanya, orang-orang di sini hanya duduk menatap layar kotak yang menyala dan berwarna-warni. tidak jauh berbeda sepertiku...

tidak menarik, lebih menarik untuk mengkhayalkan sedang apa kau sekarang dalam rimba kesanyanganmu? apakah kini kau tengah tertidur di bawah belaian dedaunan dan semilir angin? atau kau tengah bercengkrama dengan pohon-pohon yang setegas dirimu? eh, tiba-tiba ada satu pertanyaan yang terlintas dalam kepalaku : "kapan kau pulang??" bisakah kita dipertemukan lagi dalam suasana yang lebih kekeluargaan seperti katamu dulu, saat aku mencueki mu akibat mata ku sedang angkuh dan tak mengenalimu?
"kapan kau pulang?"
menjadi pertanyaan besar bagiku dan bagi seseorang yang juga mungkin menunggumu..

aku bercerita tentang kau dan semua tentang mu ini bukan karena harapanku akan kau yang semakin besar, aku hanya ingin,, hanya sekedar ingin.. dan jika kau tak ingin akan adaku,, itupun tak apa-apa buatku.. sebab aku hanya ingin bercerita..
saat kau pulang nanti dan menemukan tulisan ini, mungkin kau akan tersenyum-senyum atau bahkan tertawa sangat besar. sebab ternyata ada orang yang pernah menulis ini dan menjadi pengecut sebab dia hanya bisa menuliskan cerita tentangmu dari balik sebuah ruangan kaca dan saat dia tengah dilanda kesepian.

hahaha,, akupun lagi-lagi ingin tertawa melihat tulisan ini.. (akhir-akhir ini aku memang sangat sering tertawa sendiri ketika melihat barisan anak-anak kataku yang mencoba tampil di hadapan publik dengan segala amburadulnya.

Hujan, Ruangan Kaca, dan Kesepian ini membawaku pada keadaan di mana aku sangat ingin bercerita tentang kau,, tentang pagi ku.. yah, inilah hasil kolaborasi antara cuaca hujan, kurungan ruangan kaca, dan jebakan kesepian...

0 komentar:

Posting Komentar